KOLECER 


            
Kolecer merupakan hiburan masyarakat sunda .
Kolecer ini sudah ada sejak lama.ratusan tahun lalu kolecer ini sudah ada di wilayah jawa.terutama di tataran sunda
Pada jaman dahulu sesepuh kita membuat kolecer di ladang pertanian.khususnya banyak masyarakat yang membuat dan didirikan di sawah.yang bertujuan untuk menakut nakuti hama yang meruksak tanaman..
Tanaman padi misalnya kalo disawah.biasanya sering dijarah oleh segerombolan babi hutan dikala padi sudah waktunya dipanen

Nah untuk itu para petani terdahulu membuat kolecer supaya bisa menakut nakuti hama tanaman.
Biasanya kolecernya berbunyi "wik wik wik"
Semakin kencang angin berhembus maka semakin kencang pula bunyi yang dikeluarkan oleh baling baling kolecer..

Itu dulu !!!!!
Admin juga mendengar dari salah satu sumber yang berpropesi sebagai petani dijaman dulu😁😁✌

Tapi semakin dengan berjalannya waktu.kolecer ini bukan cuma digunakan disawah atau diladang ladang.sekarang sudah menjamur ke semua kalangan..tua maupun muda bahkan anak kecil sekalipun banyak yang menyukai kolecer

Tempat keberadaannyapun sekarng di permukiman warga juga tak jarang apalagi kalau musim kemarau atau musim angin timur tiba

Dan bukan hanya sekedar hoby..bahkan sekarang sering di adakannya kontes.biasanya kontes kolecer ini di adakan di tempat tertentu "tentunya permukaan tanah yang tinggi" dan waktu tertentu juga
Biasanya di bulan 5 sampai bulan 8
Krena dibulan bulan itulah angin timur berhembusnya kencang.
Tapi jangan salah.walaupun terlihat sederhana tapi bagi para pecinta kolecer..ini sangat berharga dan tak jarang yang di jualbelikan dengan harga yang melampau tinggi
Bagi para pecinta kolecer datangnya angin sangat di nanti nanti

Nah sobat itulah sekilas tentang sejarah kolecer dari dulu hingga sekarang.
Mungkin admin cuma menerangkan secara singkat
Kalau diceritakan semuanya
"Wahhhhh gabakalan cukup semalem😁😁✌"

Bagi kalian yang suka dengan kesenian sunda ini
Terus update blog KKS
di postingan selanjutnya admin akan menjelaskan cara membuat kolecer dari kayu.

Comments